Jumat, 30 Januari 2015

Limbah Industri dan Lingkungan

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).

Limbah industri dapat bedakan berdasarkan karakteristiknya, yaitu :

  1. Limbah cair biasanya dikenal sebagai entitas pencemar air. Komponen pencemaran air pada umumnya terdiri dari bahan buangan padat, bahan buangan organik dan bahan buangan anorganik.
  2. Limbah padat
  3. Limbah gas dan partikel
Dampak-dampak yang ditimbulkan dari limbah industri :
1. Limbah Cair
Dapat diambil contoh dari gambar diatas, secara jelas limbah cair yang keluar dari pipa tersebut berwarna hitam pekat dan apabila tidak diolah dan diawasi secara intensif oleh semua pihak baik dari pemerintah maupun pabrik tersebut dalam hal pengelolaan limbah, maka secara perlahan dapat menurunkan kualitas air sedikit demi sedikit dan berdampak bagi seluruh ekosistem yang terkandung atau yang terkait oleh tempat pembuangan limbah tersebut.
2. Limbah Padat
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur, atau bubur yang berasal dari proses pengolahan.limbah padat dapat berupa kertas, kain, kayu, besi, kulit telur, dll. Ada limbah padat yang dapat diolah menjadi barang yang ekonomis atau dapat dijual kembali dan ada juga yang tidak dapat di diolah atau digunakan kembali. Biasanya limbah padat yang tidak dapat diolah kembali dikumpulkan disatu tempat dan dilakukan pembakaran kemudian pembuangan. Dampak yang dapat ditimbulkan apabila limbah tersebut tidak diolah adalah menurunnya kualitas tanah karena menurunnya unsur-unsur hara yang terkandung dalam tanah akibat limbah padat yang tidak dikelola secara benar.
3. Limbah Gas dan Partikel
Proses Pencemaran Udara Semua spesies kimia yang dimasukkan atau masuk ke atmosfer yang “bersih” disebut kontaminan. Kontaminan pada konsentrasi yang cukup tinggi dapat mengakibatkan efek negatif terhadap penerima (receptor), bila ini terjadi, kontaminan disebut cemaran (pollutant).Cemaran udara diklasifihasikan menjadi 2 kategori menurut cara cemaran masuk atau dimasukkan ke atmosfer yaitu: cemaran primer dan cemaran sekunder. Cemaran primer adalah cemaran yang diemisikan secara langsung dari sumber cemaran. Cemaran sekunder adalah cemaran yang terbentuk oleh proses kimia di atmosfer.

Sumber cemaran dari aktivitas manusia (antropogenik) adalah setiap kendaraan bermotor, fasilitas, pabrik, instalasi atau aktivitas yang mengemisikan cemaran udara primer ke atmosfer. Ada 2 kategori sumber antropogenik yaitu: sumber tetap (stationery source) seperti: pembangkit energi listrik dengan bakar fosil, pabrik, rumah tangga, jasa, dan lain-lain dan sumber bergerak (mobile source) seperti: truk, bus, pesawat terbang, dan kereta api.

Lima cemaran primer yang secara total memberikan sumbangan lebih dari 90% pencemaran udara global adalah:

a. Karbon monoksida (CO),
b. Nitrogen oksida (Nox),
c. Hidrokarbon (HC),
d. Sulfur oksida (SOx)
e. Partikulat.

Selain cemaran primer terdapat cemaran sekunder yaitu cemaran yang memberikan dampak sekunder terhadap komponen lingkungan ataupun cemaran yang dihasilkan akibat transformasi cemaran primer menjadi bentuk cemaran yang berbeda. Ada beberapa cemaran sekunder yang dapat mengakibatkan dampak penting baik lokal,regional maupun global yaitu:

a. CO2 (karbon monoksida),
b. Cemaran asbut (asap kabut) atau smog (smoke fog),
c. Hujan asam,
d. CFC (Chloro-Fluoro-Carbon/Freon),
e. CH4 (metana).

Mode Operasi Bipolar Junction Transistor (BJT)



Gambar: Kurva Hubungan VCE, IC dan IB
Berdasarkan kurva Hubungan VCE, IC dan IB ada beberapa region yang menunjukkan daerah kerja transistor. Pertama adalah daerah saturasi, lalu daerah cut-off, kemudian daerah aktif dan seterusnya daerah breakdown.
Mode Operasi Transisor Bipolar
Electrode
Voltages
Mode
Junction
Emitter-Base
Junction
Collector-Base
Function
E < B < C
Aktif
Forward bias
Reverse bias
Normal Amplifier (Sering digunakan)
E > B < C
Cut-off
Reverse bias
Reverse bias
Open switch
E < B > C
Saturation
Forward bias
Forward bias
Close switch
E > B > C
Breakdown
Reverse bias
Forward bias
Low gain amplifier




Ket
● Daerah Aktif >> Transistor beroperasi sebagai penguat dan Ic = β.Ib
Daerah kerja transistor yang normal adalah pada daerah aktif, yaitu ketika  arus IC konstans terhadap berapapun nilai VCE. Dari kurva ini diperlihatkan bahwa arus IC hanya tergantung dari besar arus IB. Daerah kerja ini biasa juga disebut daerah linear (linear region).
● Saturation   >>   Transistor "fully-ON", Ic = I(saturation)
Daerah saturasi adalah mulai dari VCE  = 0 volt sampai kira-kira 0.7 volt (transistor silikon). Ini diakibatkan oleh efek p-n junction kolektor-basis yang membutuhkan tegangan yang cukup agar mampu mengalirkan elektron sama seperti dioda. 
● Cut-off   >>  Transistor menjadi "fully-OFF", Ic = 0
Daerah dimana Vce masih cukup kecil sehingga Arus IC = 0 atau IB = 0. Transistor dalam kondisi off
● Daerah Breakdown

Dari kurva kolektor, terlihat jika tegangan VCE  lebih dari 40 V, arus IC menanjak naik dengan cepat. Transistor pada daerah ini disebut berada pada daerah breakdown. Seharusnya transistor tidak boleh bekerja pada daerah ini, karena akan dapat merusak transistor tersebut. Untuk berbagai jenis transistor nilai tegangan VCE max  yang diperbolehkan sebelum breakdown bervariasi.

Daftar Pustaka
Mfnst,. “Transistor – BJT.” http://ini-robot.blogspot.com/2014/01/transistor-bjt.html. Online

Dua Pabrik Besar di Ungaran ini Limbahnya Mencemari Sungai

Ungaran, 14/1 (Beritajateng.net) – Pengolahan limbah sejumlah pabrik besar di Ungaran, Kabupaten Semarang, mendapatkan sorotan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah setempat.
“Pada Selasa (13/1), kami melakukan inspeksi mendadak untuk mengecek instalasi pengolahan limbah pabrik,” kata anggota Komisi C DPRD Kabupaten Semarang Agus Budiono di Ungaran, Rabu.
Sidak kali itu, dilakukan Komisi C DPRD Kabupaten Semarang terhadap dua perusahaan besar di Ungaran, yakni perusahaan jamu dan farmasi PT Sido Muncul dan PT Gratia Husada Farma (Hufa).
Berdasarkan hasil sidak tersebut, politikus PDI Perjuangan itu mengatakan perusahaan pemilik instalasi pengolahan limbah cair bukan berarti tidak memiliki andil pencemaran Sungai Klampok.
“Air yang bersumber dari pabrik PT Sido Muncul yang masuk ke Sungai Klampok pun perlu dipertanyakan,” katanya.
Sidak yang dilakukan DPRD bersama Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Semarang itu, kata dia, menunjukkan air dari pabrik PT Sido Muncul yang masuk Sungai Klampok berwarna hitam dan menyengat.
Menurut dia, kondisi air limbah yang dibuang ke Sungai Klampok oleh pabrik jamu itu persis seperti yang dikeluhkan masyarakat, melalui lembaga swadaya masyarakat Organisasi Pelestari Sungai Indonesia (OPSI).
“Kami tidak ingin menjustifikasi hanya berdasarkan temuan visual. Namun, perlu ada pembuktian secara ilmiah dengan menggandeng tim penguji, masyarakat, dan pihak pabrik,” ungkapnya.
Dalam sidak itu, Agus mengakui pihak Sido Muncul sempat membantah limbah yang dihasilkan telah mencemari Sungai Klampok dengan alasan visual warna dan bau tidak bisa jadi patokan terjadinya pencemaran.
Oleh karena itu, kata dia, Komisi C DPRD Kabupaten Semarang akan memanggil pihak Sido Muncul untuk meminta penjelasan terkait skema pengolahan limbah yang selama ini dilakukan oleh pabrik itu.
“Selain dua perusahaan ini, semua perusahaan yang memiliki akses ke Sungai Klampok harus diuji. Tak menutup kemungkinan perusahaan lain juga berkontribusi atas penurunan kualitas air,” kata Agus.
Sementara itu, Manager Pabrik PT Sido Muncul Hadi Hartojo membenarkan adanya sidak dari wakil rakyat, BLH, dan OPSI, tetapi membantah kalau limbah yang dibuang mencemari Sungai Klampok.
Temuan limbah yang berwarna hitam dan berbau menyengat ada di instalasi pengolahan limbah, kata dia, artinya limbah tersebut bukanlah limbah cair yang dibuang ke Sungai Klampok.
Ia menyatakan Sido Muncul siap terbuka dengan siapa pun yang hendak melihat secara langsung sistem pengolahan limbah pabriknya, termasuk untuk mengecek kadar kimia yang dibuang ke Sungai Klampok.
“Soal pencemaran, kan sudah ada batasan kadar kimia limbah yang dibuang ke sungai. Ada pabrik-pabrik lain juga. Agar diketahui pasti yang mencemari, semuanya tentu harus dicek,” kata Hadi.(Ant/Bj02)
Tanggapan/Pendapat :
Saya setuju bahwa kita tidak bisa langsung saja menjustifikasikan bahwa pabrik Sido Muncul atau Husada Farma yang menyebabkan turunnya kualitas air di Sungai Klampok. Perlu ada pengujian secara rinci terlebih dahulu dan harus melibatkan seluruh pabrik yang membuang limbahnya ke Sungai Klampok agar dapat mengetahui siapa yang menyebabkan menurunnya kualitas air di Sungai Klampok.
Berita : http://beritajateng.net/berita-jateng-terbaru-hari-ini/dua-pabrik-besar-di-ungaran-ini-limbahnya-mencemari-sungai/9608

UniJunction Transistor (UJT)

        Transistor UJT (UniJunction Transistor)
            Unijunction transistor merupakan sebuah komponen elektronik semi konduktor yang hanya mempunyai satu pertemuan.

            UniJunction Transistor mempunyai tiga saluran, sebuah emitor (E) dan dua basis (B1 dan B2). Basis dibentuk oleh batang silikon tipe-n yang terkotori ringan. Dua sambungan ohmik B1 dan B2 ditambahkan pada kedua ujung batang silikon. Resistansi di antara B1 dan B2 ketika emitor dalam keadaan rangkaian terbuka dinamakan resistensi antarbasis (interbase resistance).
Ada dua tipe dari transistor pertemuan tunggal, yaitu:
·         Transistor pertemuan tunggal dasar, atau UJT, adalah sebuah peranti sederhana yang pada dasarnya adalah sebuah batangan semikonduktor tipe-n yang ditambahkan difusi bahan tipe-p di suatu tempat sepanjang batangan, menentukan parameter ɳ dari peranti. Peranti 2N2646 adalah versi yang paling sering digunakan.
·         Transistor pertemuan tunggal dapat diprogram, atau (Programmable Unijunction Transistor) PUT, sebenarnya adalah saudara dekat tiristor. Seperti tiristor, ini terbentuk dari empat lapisan P-N dan mempunyai sebuah anode dan sebuah katode yang tersambung ke lapisan pertama dan lapisan terakhir, dan sebuah gerbang yang disambungkan ke salah satu lapisan tengah. Penggunaan PUT tidak dapat secara langsung dipertukarkan dengan penggunaan UJT, tetapi menunjukkan fungsi yang mirip. Pada konfigurasi sirkuit konvensional, digunakan dua resistor pemrogram untuk mengeset parameter ɳ dari PUT, pada konfigurasi ini, UJT berlaku seperti UJT konvensional. Peranti 2N6027 adalah contoh dari peranti ini.
            Cara kerja UniJunction Transistor yaitu UJT dipanjar dengan tegangan positif di antara kedua basis. Ini menyebabkan penurunan tegangan disepanjang peranti. Ketika tegangan emitor dinaikkan kira-kira 0,7V diatas tegangan difusi P (emitor), arus mulai mengalir dari emitor ke daerah basis. Karena daerah basis disupply sangat ringan, arus tambahan (sebenarnya muatan pada daerah basis) menyebabkan modulasi konduktifitas yang mengurangi resistansi basis di antara pertemuan emitor dan saluran B2. Pengurangan resistansi berarti pertemuan emitor lebih dipanjar maju, dan bahkan ketika lebih banyak arus diinjeksikam. Secara keseluruhan, efeknya adalah resistansi negatif pada saluran emitor. Inilah alasan mengapa UJT sangat berguna, terutama untuk sirkuit osilator sederhana.
            Penggunaan UniJunction Transistor yaitu pada osilator relaksasi, selain penggunaan pada osilator relaksasi, penggunaan UJT dan PUT yang paling penting adalah untuk menyulut tiristor (seperti SCR, TRIAC, dll). Faktanya, tegangan DC dapat digunakan untuk mengendalikan sirkuit UJT dan PUT karena waktu hidup peranti meningkat sesuai dengan peningkatan tegangan kendali DC. Penggunaan ini penting untuk pengendalian AC arus tinggi.
Salah satu contoh Aplikasi Unipolar Junction Transistor adalah sebagai Osilator Relaksasi. Osilator Relaksasi adalah Osilator dimana kondensator diisi sedikit demi sedikit dan lalu dikosongkan dengan cepat.

Contoh Rangkaian Oscilator Relaksasi Dengan UJT

Dari contoh rangkaian oscilator relaksasi diatas rangkaian RC terdiri atas R1 dan C1 . Titik sambungan rangkaian RC dihubungkan dengan emitor dari UJT. UJT tidak akan berkonduksi sampai pada harga tegangan tertentu yang dicapai pada pengisian kapasitor. Saat terjadi konduksi sambungan E-B1 menjadi beresistansi rendah. Ini memberikan proses pengosongan C dengan resistansi rendah. Arus hanya mengalir lewat R3 saat UJT berkonduksi. Pada rangkaian ini sebagai R3 adalah speaker.
            Pada saat pertama kali diberi catu daya, osilator UJT dalam kondisi tidak berkonduksi sehingga titik sambungan RC  E- B1 mendapat bias mundur. Dalam waktu singkat muatan pada C1 akan terpenuhi (dalam hal ini ukuran waktu adalah R*C ). Dengan termuatinya C1 akan menyebabkan sambungan E- B1 menjadi konduktif atau memiliki resistansi rendah. Selanjutnya terjadi pengosoangan C1 lewat sambungan E- B1 yang memiliki resistansi rendah. Ini akan menghilangkan bias maju pada emitor. UJT selanjutnya menjadi tidak berkonduksi dan C1 mulai terisi kembali melalui R1 dan proses ini secara kontinu akan berulang.
        Osilator UJT dipakai untuk aplikasi yang memerlukan tegangan dengan waktu kenaikan (rise time) lambat dan waktu jatuh (fall time) cepat. Sambungan E- B1 dari UJT memiliki keluaran tipe ini. Antara B1 dan “ground” pada UJT menghasilkan pulsa yang tajam (spike pulse). Keluaran tipe ini biasanya digunakan untuk rangkaian pengatur waktu dan rangkaian penghitung. Sebagai kesimpulan osilator UJT sangat stabil dan akurat untuk konstanta waktu satu atau lebih rendah.


Daftar Pustaka
Anonim,. “Unijunction Transistor.” http://www.americanmicrosemi.com/tutorials/unijunction.htm. Online
Anonim,. “Transistor Sambungan Tunggal.” http://id.wikipedia.org/wiki/Transistor_sambungan_tunggal. Online
Anonim,. “Unipolar Transistor.” http://www.allaboutcircuits.com/vol_3/chpt_7/8.html. Online
Anonim,. “Konsep Dasar Oscilator Relaksasi.” http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/konsep-dasar-oscilator-relaksasi/. Online

Bipolar Junction Transistor (BJT)

Transistor BJT (Bipolar Junction Transistor)
Transistor pertemuan dwikutub (BJT) adalah salah satu jenis dari transistor. Ini adalah peranti tiga-saluran yang terbuat dari bahan semikonduktor terkotori. Dinamai dwikutub karena operasinya menyertakan baik elektron maupun lubang elektron, berlawanan dengan transistor ekakutub seperti FET yang hanya menggunakan salah satu pembawa. Walaupun sebagian kecil dari arus transistor adalah pembawa mayoritas, hampir semua arus transistor adalah dikarenakan pembawa minoritas, sehingga BJT diklasifikasikan sebagai peranti pembawa-minoritas.
BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah salah satu dari dua jenis transistor. Cara kerja BJT dapat dibayangkan sebagai dua diode yang terminal positif atau negatifnya berdempet, sehingga ada tiga terminal. Ketiga terminal tersebut adalah emiter (E), kolektor (C), dan basis (B).
Perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat menghasilkan perubahan arus listrik dalam jumlah besar pada terminal kolektor. Prinsip inilah yang mendasari penggunaan transistor sebagai penguat elektronik. Rasio antara arus pada koletor dengan arus pada basis biasanya dilambangkan dengan β atau h_{FE}. β biasanya berkisar sekitar 100 untuk transistor-transisor BJT.
Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut.
Fungsi utama pembuatan transistor adalah sebagai penguat (amplifier), sebagai pemutus dan penyambung (switching), sebagai pengatur stabilitas tegangan, sebagai peratas arus, dapat menahan sebagian arus yang mengalir, menguatkan arus dalam rangkaian, dan sebagai pembangkit frekuensi rendah ataupun tinggi.
Karena sifatnya, transistor ini dapat digunakan dalam keperluan lain, misalnya sebagai suatu saklar elektronis. Susunan fisik transistor merupakan sambungan dari bahan semikonduktor tipe P dan tipe N, seperti digambarkan pada di bawah.
Bipolar Transistor merupakan komponen atau piranti yang mempunyai tiga terminal, maka dimungkinkan memiliki 3 konfigurasi rangkaian yaitu common base, common collector dan common emitter, ketika merancang suatu rangkaian transistor tiga konfigurasi inilah yang digunakan. Perancangan rangkaian transistor mengacu pada sifat dan karakteristik masing-masing konfigurasi transistor.
Perancangan rangkaian transistor biasanya mengacu pada beberapa parameter berikut:
·         Voltage Gain (Penguatan Tegangan)
·         Current Gain (Penguatan Arus)
·          Impedansi input
·         Impedansi output
·         Frekuensi respon

Tabel. Rangkuman konfigurasi transistor dan karakteristiknya  
Transistor Configuration
Common Base
Common Collector
Common Emitter
Voltage gain
High
Low
Medium
Current gain
Low
High
Medium
Power gain
Low
Medium
High
Input / output phase
180°
Input resistance
Low
High
Medium
Voltage gain
High
Low
Medium

Setiap konfigurasi mempunyai respon yang berbeda untuk setiap sinyal input dalam rangkaian
·         Common Base Configuration - Mempunyai “Voltage Gain” tanpa “Current Gain”.
Konfigurasi transistor penguat basis biasanya digunakan pada aplikasi di mana diperlukan impedansi input yang rendah.

·         Common Emitter Configuration - Mempunyai “Current dan Voltage Gain”.
Konfigurasi transistor penguat emiter merupakan konfigurasi transistor yang paling banyak digunakan. Konfigurasi ini sering terlihat sebagai format umum untuk transistor penguat tegangan. Konfigurasi transistor penguat emiter digunakan untuk penguat dan sebagai output logika.
·         Common Collector Configuration - Mempunyai “Current Gain Tanpa Voltage Gain”.
Konfigurasi transistor penguat collector digunakan pada banyak aplikasi. konfigurasi CC ini bisa berfungsi sebagai buffer.


Gambar. Konfigurasi rangkaian CB, CE dan CC

Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Transistor#BJT
MODUL. ELKA-MR.UM.002.A
Mfnst,. “Transistor – BJT.” http://ini-robot.blogspot.com/2014/01/transistor-bjt.html. Online

Rangkaian Common Emitter

 Rangkaian Common Emitter

Rangkaian Common Emitter adalah rangkaian Bipolar Junction Transistor yang menggunakan terminal Emitter sebagai terminal bersama yang terhubung ke Ground, sedangkan terminal masukan dan keluarannya masing-masing terletak pada terminal Basis dan terminal Collector.
 Rangkaian penguat Common Emitter adalah rangkaian yang paling banyak digunakan karena memiliki sifat menguatkan tegangan puncak amplitude dari sinyal masukkan. Factor penguatan dari Transistor dilambangkan dengan simbol beta (β). Rangkaian Common Emitter dapat dibagi menjadi rangkaian Fixed Bias, Voltage Divider Bias, dan Emitter Bias. 

         Karakteristik Penguat Common Emitter
  • Sinyal outputnya berbalik fasa 180 derajat terhadap sinyal input.
  • Sangat mungkin terjadi osilasi karena adanya umpan balik positif, sehingga sering dipasang umpan balik negatif untuk mencegahnya.
  • Sering dipakai pada penguat frekuensi rendah (terutama pada sinyal audio).
  •  Mempunyai stabilitas penguatan yang rendah karena bergantung pada kestabilan suhu dan bias transistor.
  •  Memiliki resistansi input (Ri) dan resistansi output (Ro) yang besar, dan penguatannya cukup besar tetapi berbeda fasa sebesar π.
  • Berfungsi sebagai penguat tegangan, VO>VI  , VO menjadi lebih besar karena melawan turunnya VOoleh arus beban sehingga keluaran VO tetap.
  • Arus masukan (Ii) dan arus keluaran (IO) memiliki arus yang disebut dengan β. β= α1-α dan β=ICIB,  α=ICIE.
            

Transistor

 I.            Pengertian
            Transistor adalah komponen elektronika semikonduktor yang memiliki tiga kaki elektroda, yaitu Basis (Dasar), Kolektor (Pengumpul) dan Emitor (Pemancar). Dengan ketiga elektroda (terminal) tersebut, tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya.
            Pengertian transistor berasal dari perpaduan dua kata, yakni “transfer” yang artinya pemindahan dan “resistor” yang berarti penghambat. Dengan demikian transistor dapat diartikan sebagai suatu pemindahan atau peralihan bahan setengah penghantar menjadi penghantar pada suhu atau keadaan tertentu.
            Fungsi Transistor adalah sebagai berikut :
·         Sebagai sebuah penguat (amplifier).
·         Sirkuit pemutus dan penyambung (switching).
·         Stabilisasi tegangan (stabilisator).
·         Sebagai perata arus.
·         Menahan sebagian arus.
·         Menguatkan arus.
·         Membangkitkan frekuensi rendah maupun tinggi.
·         Modulasi sinyal dan berbagai fungsi lainnya.


II.            Kurva Karakteristik Transistor
Kurva karakteristik kolektor merelasikan IC dan VCE dengan IB sebagai parameter. Parameter-parameter transistor tidaklah konstan, meskipun tipe sama namun parameter dapat berbeda. Kurva kolektor terbagi menjadi tiga daerah yaitu jenuh, aktif dan cut- off.
Daerah jenuh (saturasi) adalah daerah dengan VCE kurang dari tegangan lutut (knee) VK. Daerah jenuh terjadi bila sambungan emiter dan sambungan basis berprasikap maju. Pada daerah jenuh arus kolektor tidak bergantung pada nilai IB. Tegangan jenuh kolektor – emiter, VCE(sat) untuk transistor silikon adalah 0,2 volt sedangkan untuk transistor germanium adalah 0,1 volt.
Daerah aktif adalah antara tegangan lutut VK dan tegangan dadal (break down) VBR serta di atas IBICO. Daerah aktif terjadi bila sambungan emiter diberi prasikap maju dan sambungan kolektor diberi prasikap balik. Pada daerah aktif arus kolektor sebanding dengan arus balik. Penguatan sinyal masukan menjadi sinyal keluaran terjadi pada saat aktif.

Daerah cut-off (putus) terletak dibawah IB = ICO. Sambungan emiter dan sambungan kolektor berprasikap balik. Pada daerah ini IE = 0 ; IC = ICO = IB.

Daftar Pustaka 

Anonim,. “Pengertian Transistor.” http://komponenelektronika.biz/pengertian-transistor.html. Online
Anonim,. “ Pengertian dan Fungsi Transistor.” http://dasarelektronika.com/pengertian-dan-fungsi-transistor/. Online
Anonim,. “Cara Kerja Transistor.” http://www.choirulniam.com/2013/01/cara-kerja-transistor/.Online
Anonim,. “Transistor.” http://restupraharaputra.blogspot.com/2014/09/transistor/. Online